news-detail
Mandiri News Detail Portlet
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
ECONOMIC REVIEW
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
November, 07, 2025 | Daily Economic Review: Harga Properti Residensial Tumbuh 0,84% yoy pada 3Q25
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia menunjukkan harga properti residensial di pasar primer tumbuh terbatas pada 3Q25.
Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) tumbuh 0,84% yoy pada 3Q25, lebih rendah dibandingkan 3Q24 (1,46% yoy) dan 2Q25 (0,90% yoy). Perlambatan kenaikan harga rumah ini disebabkan oleh perlambatan harga pada semua tipe rumah. Secara spasial, dari 18 kota yang disurvei, sebanyak 11 kota mencatatkan perlambatan IHPR dan 7 kota mencatatkan peningkatan IHPR pada 3Q25. Perlambatan IHPR ini terutama terjadi di Kota Surabaya dan Pekanbaru.
Survei Bank Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan penjualan properti residensial terkontraksi sebesar -1,29% yoy pada 3Q25 (vs. -7,14% yoy pada 3Q24).
Menurut tipe rumah, hanya penjualan rumah tipe kecil (luas bangunan ≤ 21 m2 ) yang meningkat sebesar 11,60% yoy pada 3Q25. Sebaliknya, rumah tipe menengah (luas bangunan 22-70 m2 ) dan rumah tipe besar (luas bangunan >70 m2 ) terkontraksi masing-masing sebesar -12,27% yoy dan -23,00% yoy pada 3Q25.
Sebagian besar konsumen masih menjadikan KPR sebagai skema utama (74,41% dari total pembiayaan) dalam pembelian rumah primer pada 3Q25.
Pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada 3Q25 sebesar 7,39% yoy, lebih rendah dibandingkan 3Q24 (10,37% yoy). Sementara itu, mekanisme pembelian rumah primer melalui pembayaran tunai bertahap dan tunai masing-masing memiliki proporsi sebesar 17,00% dan 8,59% dari total pembayaran.
Kami memperkirakan pertumbuhan sektor properti akan relatif stabil pada 2025.
Tim riset ekonomi Bank Mandiri memprediksi pertumbuhan KPR sebesar 8,3% yoy pada 2025 (vs. 9,7% pada 2024). Pertumbuhan sektor properti pada 2025 akan didorong oleh kebijakan insentif PPN DTP sektor properti, pertumbuhan ekonomi domestik yang stabil, dan kenaikan target pembangunan rumah FLPP yang sebesar 350 ribu unit. Namun demikian, penurunan daya beli masyarakat dan kenaikan harga barang termasuk harga bahan bangunan menjadi faktor risiko yang dapat menekan kinerja properti ke depan.(hef)
Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini:
Unduh Dokumen Media