Mandiri News Detail Portlet

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

ECONOMIC REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
Oktober, 30, 2025 | Daily Economic Review: Fed Turunkan Suku Bunga 25 bps dan Akan Akhiri Quantitative Tightening

Federal Reserve menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75%–4,00% pada pertemuan FOMC 29–30 Oktober 2025, sesuai ekspektasi pasar dan menjadi pemangkasan kedua di tahun ini.
Langkah kebijakan moneter tersebut dilakukan di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi dan moderasi inflasi yang masih di atas target. The Fed juga mengumumkan bahwa program pengetatan neraca (Quantitative Tightening/QT) akan berakhir pada 1 Desember 2025, dengan seluruh surat utang pemerintah dan sekuritas berbasis hipotek (MBS) yang jatuh tempo akan digulirkan kembali ke Treasury bills guna menjaga likuiditas di pasar keuangan.

Keputusan FOMC kali ini mencerminkan perbedaan pandangan yang di dalam komite bank sentral, dengan hasil suara 10–2.
Gubernur Stephen Miran mendorong pemangkasan yang lebih besar sebesar 50 bps, sementara Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid memilih mempertahankan suku bunga. Perbedaan tersebut menggambarkan tantangan kebijakan yang dihadapi The Fed antara kebutuhan mendukung pertumbuhan dan risiko inflasi yang belum sepenuhnya terkendali. The Fed menilai bahwa penciptaan lapangan kerja melambat dan tingkat pengangguran sedikit meningkat namun tetap rendah, sementara aktivitas ekonomi masih tumbuh dengan laju moderat.

Dalam konferensi persnya, Powell juga menegaskan bahwa kondisi pasar tenaga kerja telah melemah sementara inflasi masih di atas target, sebagian akibat kenaikan tarif impor.
Powell menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga pada Desember belum dapat dipastikan, dan menekankan bahwa keputusan kebijakan akan tetap bergantung pada data (data-dependent), dengan penyesuaian yang akan didasarkan pada perkembangan inflasi dan ketenagakerjaan dalam dua bulan ke depan.

Ke depan, sikap The Fed menandai fase transisi menuju kebijakan moneter yang lebih netral, dengan fokus menyeimbangkan risiko inflasi dan perlambatan ekonomi.
Penghentian QT diharapkan menambah likuiditas global dan mendorong stabilitas di pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia. Penurunan suku bunga Fed dapat memberi ruang stabilisasi rupiah dan memperkuat sentimen aset berisiko, namun Bank Indonesia (BI) kemungkinan tetap mempertahankan BI Rate untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan memastikan likuiditas perbankan tetap ample hingga akhir tahun. (aph)

Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini:

Unduh Dokumen Media