Mandiri News Detail Portlet

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
Agustus, 14, 2025 | Daily Economic Review: Antisipasi Terhadap Perubahan Kebijakan The Fed

Arah kebijakan Federal Reserve (The Fed) masih menjadi fokus utama pelaku pasar global pada 2H25.
Perubahan Fed Funds Rate (FFR) merupakan acuan suku bunga jangka pendek yang memengaruhi likuiditas, nilai tukar USD, dan biaya pendanaan global. FFR yang tinggi cenderung memperkuat nilai tukar USD sehingga dapat menekan mata uang negara-negara berkembang dan memicu arus modal keluar dari emerging markets dan pasar domestik. Sebaliknya, penurunan FFR biasanya akan membuka ruang bagi arus modal untuk masuk ke emerging markets dan menurunkan biaya pinjaman global.

The Fed harus mempertimbangkan perkembangan indikator ekonomi sebelum menurunkan suku bunganya.
Beberapa faktor penting yang biasanya dicermati The Fed sebelum mengubah arah suku bunga acuannya antara lain inflasi, kondisi pasar tenaga kerja, risiko stabilitas keuangan, pertumbuhan ekonomi, dan kondisi global. The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2%, sehingga jika inflasi saat ini masih berada di atas target, peluang penurunan suku bunga mengecil.

Dampak kebijakan The Fed ke depan akan sangat bergantung pada kecepatan dan besaran pelonggaran suku bunga.
Pemangkasan agresif dapat mendorong reli aset berisiko, depresiasi USD, dan penurunan yield obligasi global, tetapi juga bisa menimbulkan risiko overheating. Jika The Fed menahan suku bunga lebih lama karena inflasi kembali naik, pasar dapat menghadapi tekanan volatilitas yang lebih tinggi, terutama di pasar obligasi dan valuta asing. Faktor risiko lain mencakup ketegangan geopolitik, potensi eskalasi tarif perdagangan AS, serta volatilitas harga komoditas energi.

Prospek perkembangan suku bunga The Fed pada akhir 2025 cenderung menuju siklus penurunan bertahap, dengan asumsi inflasi terkendali dan pertumbuhan moderat.
Bagi Indonesia, transmisi kebijakan ini dapat memengaruhi rupiah, imbal hasil obligasi, dan BI Rate. Penurunan FFR berpotensi menguatkan rupiah dan penurunan yield US Treasury akan mendorong penurunan yield obligasi domestik. Ruang pelonggaran BI Rate juga akan terbuka lebih lebar, menurunkan biaya pinjaman, dan mendukung pertumbuhan domestik. Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan FFR dapat diturunkan sebesar 50 bps menjadi ke kisaran 3,75 - 4,00 % menjelang akhir tahun 2025 ini, jika inflasi AS mulai menurun menuju target. (rep)

Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini:

Unduh Dokumen Media