Mandiri News Detail Portlet

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

ECONOMIC REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
Desember, 15, 2025 | Daily Economic Review: Dampak Pemangkasan Suku Bunga AS terhadap Arus Dana Asing Domestik

Keputusan Federal Reserve menurunkan Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 bps pada FOMC Desember 2025 menegaskan berlanjutnya siklus pelonggaran moneter global secara berhati-hati.
Bagi Indonesia, kebijakan ini memiliki implikasi strategis terhadap arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) dan dinamika pasar keuangan domestik. Penurunan suku bunga AS mengindikasikan meredanya tekanan global, namun tetap mencerminkan kehati-hatian otoritas moneter dunia di tengah inflasi global yang masih relatif tinggi dan ketidakpastian prospek kebijakan ke depan.

Dari perspektif kebijakan moneter domestik, pelonggaran The Fed membuka ruang terbatas bagi BI untuk bersikap lebih akomodatif.
Penurunan imbal hasil US Treasury berpotensi mengurangi tekanan eksternal terhadap Rupiah, sehingga secara teoritis memberi peluang bagi BI untuk mempertimbangkan kebijakan yang lebih pro-growth, termasuk opsi penurunan suku bunga pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) terdekat. Namun, fokus BI pada stabilitas nilai tukar tetap menjadi pertimbangan utama, terutama mengingat arah kebijakan The Fed selanjutnya belum sepenuhnya jelas.

Dari sisi arus dana asing, respons pasar menunjukkan perbedaan yang jelas antara pasar saham dan pasar obligasi.
Pasar saham domestik masih mencatatkan inflow asing sekitar Rp1,4 triliun dalam sepekan pasca keputusan FOMC, mencerminkan minat investor terhadap aset berisiko yang tetap terjaga. Inflow ini didukung oleh prospek belanja akhir tahun 2025, kinerja emiten yang relatif solid, serta valuasi saham Indonesia yang kompetitif dibandingkan negara kawasan.

Pasar obligasi domestik masih menghadapi tekanan outflow dengan potensi katalis dari kebijakan BI.
Outflow sekitar Rp0,93 triliun mencerminkan kehati-hatian investor terhadap arah kebijakan BI dan suku bunga global. Meski demikian, apabila BI pada akhirnya menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,50%, kebijakan tersebut berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar obligasi melalui penurunan yield dan kenaikan harga SBN, khususnya pada tenor menengah dan panjang. (aph)

Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini:

Download Document Media