news-detail
Mandiri News Detail Portlet
Pemberitaan Hari Ini - 6/3

NEWS & RELEASE
Kompas Waspadai Ekonomi Dunia Presiden Joko Widodo meminta jajaran menteri ekonominya untuk mengantisipasi kondisi perekonomian dunia yang di namis. Sebab, kondisi dunia bisa mempengaruhi daya saing Indonesia. Presiden Joko Widodo menginstrusikan jajaran kementerian ekonominya untuk mewaspadai dan mengantisipasi kondisi perekonomian dunia. Kondisi perekonomian dunia berubah secara dinamis terhadap suku bunga, komiditas, arus modal yang masuk dan keluar, serta nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah. “Pasalnya dinamika dan perubahan ekonomi dunia dinilai tak hanya mempengaruhi ekonomi tetapi juga sangat memengaruhi daya saing komoditas asal Indonesia selain juga suku bunga arus masuk dan keluar, serta nilai tukar,” ujar Presiden Joko Widodo. Para menteri ujar presiden juga harus mengantisipasi kecenderungan setiap negara yang masing-masing menerapkan kebijakan perdagangan yang protektif atau proteksionisme. Pemerintah menargetkan perekonomian Ri tumbuh 5,4 persen tahun ini. Adpun Bank Indonesia memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,1-5,5 persen tahun ini. “Ciptakan sinergi dan sumber pendapatan baru dari BUMN, dunia usaha, dan swasta lainnya untuk meningkatkan investasi,” ujar Presiden. |
Investor Daily BI proyeksikan Naikkan Suku Bunga untuk Stabilisasi Bank Indonesaa diperkirakan menaikan suku bunga acuan dua kali tahun ini untuk stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, guna mengantisipasi tekanan rencana The Fed manaikan Fed Funds rate empat kali pada 2018. Rupiah pada snein (5/3) melemahkan ke level Rp 13.780 per dolar AS seiring hampir pastinya penaikan FFR Maret ini, atau terendah dalam sekitar 2 tahun terakhir berdasarkan data Bloomberg. Jika Bank Snetral AS, The Fed, manaikan suku bunga acuan empat kali pada 2018, berarti FFR akan naik menjadi 2,25-2,50%, dari saat ini 1,25-1,50%. Jika suku bunga acuan BI-BI 7 day reverse repo rate- tetap dipertahankan 4,25%, berarti selisih denagn FFR hanya sedikit yaitu 2%. Hal ini bisa membuat investor lebih suka berinvestasi di AS ketimbang di Indonesia, sehingga bisa memicu pelemahan rupiah yang seperti tahun 1998, 2008 dan 2013. Kepala Departmen Kebijakan ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, BI akan terus menjaga kestabilan rupiah sesuai fundamental, baik lewat intervensi di pasar valas maupun pasar obligasi (dual intervention). “Kondisi dalam negeri akan tetap dijaga dengan baik, lewat outlook pertumbuhan ekonomi 2018 yang meningkat dari tahun 2017 dan inflasi terjaga rendah, sesuai target. Dengan demikian tidak saja rupiah yang dijaga stabil, tetapi juga SUN tidak jatuh sehingga membantu kebijakan fiskal pemerintah. Jadi saya melihat tidak ada penyebb untuk pelemahan nilai tukar rupiah.”. |
Media Indonesia BI tidak perlu tergesa naikkan suku bunga Di tengah gencarnya kebijakan AS untuk mendorong kekuatan ekonomi dalam negeri, negara-negara maju di sekitarnya turut berancang-ancang memproteksi diri dengan mulai menaikkan suku bunga. Namun, Direktur Eksekutif sekaligus ekonom senior ASEAN dan India UBS Investment Research Edward Teather berpandangan langkah tersebut tidak perlu terburu-buru dilakukan Indonesia dengan ikutikutan menaikkan suku bunga. Sementara itu, Kepala Analis UBS Indonesia Joshua Tanja mengatakan pada 2018 pasar ekuitas masih akan berada pada tren bullish. Sepanjang 2018, pihaknya memiliki target IHSG pada level 6.800 dengan tren upside. Hingga kemarin sore, IHSG BEI ditutup pada posisi 6.550,59. “Bila pertumbuhan kredit perbankan, misalnya Bank Mandiri bisa mencapai 15%-20%, tentunya akan memberikan dividen lebih tinggi jika dibandingkan dengan ekspektasi pasar,” pungkas Joshua. |
Bisnis Indonesia KONDISI PERBANKAN Tenaga Bank Membesar Likuiditas perbankan cukup berlimpah sehingga dengan kapasitas yang ada diyakini mampu mendorong pertumbuhan perekonomian hingga 7%. Namun, itu tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal lantaran permintaan di sektor riil yang masih lesu. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan perbankan memiliki modal untuk bergerak lebih cepat, tetapi harus didukung dengan optimisme dunia usaha agar terjadi peningkatan permintaan kredit. Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan, dunia usaha Indonesia sebetulnya masih belum bisa bergerak cepat karena sangat bergantung dengan pergerakan harga komoditas. “Sangat sulit ekonomi bisa tumbuh di atas 6% apalagi 7% tanpa melakukan perubahan struktural ekonomi dengan mendorong pembangunan industri manufaktur dan ditambah perbaikan kualitas infrastruktur dan institusi,” ujarnya. |
Investor Daily Obligasi Konversi Untuk Hindari Bail Out Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai aturan mengenai recovery dan resolution plan untuk penerbitan obligasi yang dapat dikonversi menjadi permodalan atau convertible bond, merupakan bentuk antisipasi untuk menghindari bail out. Sebelumnya, empat bank badan usaha milik negara (BUMN) berencana menerbitkan Rp 5,5 triliun obligasi konversi tahun ini. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk misalnya, akan menerbitkan obligasi konversi maksimal Rp 1 triliun. Nilai tersebut selambat-lambatnya diterbitkan pada semester kedua tahun ini. Hal tersebut dilakukan guna memenuhi ketentuan yang ditetapkan OJK. Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, meski demikian, perseroan mencatat permodalan yang cukup kuat, dengan rasio kecukupan modal (CAR) berada di kisaran 21%. Dengan begitu, sebenarnya perseroan tidak memerlukan dana obligasi tersebut, namun karena merupakan kewajiban dari OJK, pihaknya akan mengikuti. |
Koran Kontan Kredit Bank Kredit Konsumsi Tumbuh di Tahun Politik Kredit konsumsi termasuk paling diandalkan bank untuk mendongkrak penyaluran pinjaman. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit konsumsi perbankan per Desember 2017 sebesar Rp 1.335,40 triliun. Nilai tersebut tumbuh 11,04% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.202,63 triliun. Tardi, Direktur Konsumer PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, dari sisi permintaan, kredit konsumsi masih menjanjikan, sebab jurang persediaan dan ketersediaan rumah atau backlog perumahan masih cukup besar. Selain itu, permintaan kendaraan bermotor meskipun flat namun tetap ada. |
Koran Kontan Bisnis Remitansi Bank Masih akan Tumbuh di 2018 Bisnis remitansi atau jasa pengiriman uang menjadi salah satu bisnis yang menyumbang komisi atau fee based income cukup besar bagi bank. Sebut saja PT Bank CIMB Niaga Tbk yang mampu mendapatkan komisi dari bisnis remitansi sebesar Rp 106 miliar sepanjang tahun 2017. Kendati demikian, pendapatan komisi tersebut sedikit turun yakni sebesar 0,9% secara tahunan atau year on year (yoy) dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 107 miliar. Sementara PT Bank Mandiri Tbk mencatat bisnis remitansi selama 2017 lalu sebesar US$ 121,6 juta atau naik 13%. Tardi, Direktur Konsumer PT Bank Mandiri mengatakan, transaksi remitansi outgoing naik 16,2% secara tahunan, sedangkan transaksi remitansi incoming tumbuh 9,4%. Bisnis remitansi Bank Mandiri tahun ini diproyeksikan terus tumbuh sejalan dengan peningkatan remitansi pekerja migran dan transaksi perdagangan. |
Bisnis Indonesia Pembukaan Kantor Cabang Asing
|
The Jakarta Post Banks keep innovating digital economy taes hold Fewer people visit their local banks today as they can use their smartphones to make financial transactions faster, more easily and more importantly just as safely. State lender PT Bank Mandiri, where digital payments alreasy account for 94 percent of all transactions is preparing its latest app using Quick Response (QR) payments for launching later this year, director of digital banking and technology Rico Usthavia Frans said on Friday. |
Kontan Efisiensi, bank kurangi kantor dan pegawai - Beberapa bank menawarkan program pensiun dini Sejumlah bank melakukan efisiensi dengan memangkas jumlah cabang serta pegawai di 2017. Efisiensi dilakukan untuk menekan beban biaya operasional. Berdasarkan penelusuran dari laporan keuangan tahunan 2017 yang telah dirilis, dari sejumlah bank besar yang sudah mengeluarkan laporan keuangan tahunan, terdapat lima bank swasta yang melakukan pengurangan kantor cabang selama 2017. Lima bank tersebut adalah Bank Danamon, BTPN, Maybank Indonesia, Bank OCBC NISP dan Bank Panin. Sedangkan bank swasta yang mengurangi jumlah pegawai adalah Bank BTPN, Bank Danamon, Bank OCBC NISP dan Maybank Indonesia serta Bank Mandiri. Pertumbuhan kantor cabang bank di tahun 2017 memang menyusut. Demikian hal ini diungkapkan Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otirotas Jasa Keuangan (OJK), Senin (5/3).
|