Press Detail
Press Release Detail Portlet
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Thursday, 07 August 2025
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
Agustus, 6, 2025 | Daily Economic Review: Kenaikan Harga Properti Residensial Melambat pada 2Q25.
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia menunjukkan harga properti residensial di pasar primer tumbuh terbatas pada 2Q25.
Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) tumbuh 0,90% yoy pada 2Q25, lebih rendah dibandingkan 2Q24 dan 1Q25. Perlambatan pertumbuhan harga rumah ini disebabkan oleh harga seluruh tipe rumah, terutama pada rumah tipe kecil dari 2,09% yoy pada 2Q24 menjadi 1,04% yoy pada 2Q25. Secara spasial, dari 18 kota yang disurvei, sebanyak 14 kota mencatatkan perlambatan IHPR dan 4 kota mencatatkan peningkatan IHPR pada 2Q25. Perlambatan IHPR terbesar terutama terjadi di Kota Pekanbaru dan Surabaya.
Survei Bank Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan penjualan properti residensial terkontraksi menjadi sebesar -3,80% yoy pada 2Q25 (vs. 7,30% yoy pada 2Q24).
Menurut tipe rumah, hanya penjualan rumah tipe kecil yang meningkat sebesar 6,70% yoy pada 2Q25. Sebaliknya, rumah tipe menengah dan rumah tipe besar terkontraksi masing-masing sebesar -14,95% yoy dan -17,69% yoy pada 2Q25. Berdasarkan hasil survei menunjukkan beberapa faktor yang menghambat pengembangan maupun penjualan properti residensial pada 2Q25, antara lain kenaikan harga bangunan (19,97%), masalah perizinan atau birokrasi (15,13%), suku bunga KPR (15,00%), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (11,38%), dan perpajakan (8,66%).
Sebagian besar konsumen masih menjadikan KPR sebagai skema utama (73,06% dari total pembiayaan) dalam pembelian rumah primer pada 2Q25.
Pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada 2Q25 sebesar 7,81% yoy, lebih rendah dibandingkan 2Q24 (13,97% yoy). Sementara itu, mekanisme pembelian rumah primer melalui pembayaran tunai bertahap dan tunai masing-masing memiliki proporsi sebesar 17,75% dan 9,19% dari total pembayaran. Dari sisi pengembang, sumber pembiayaan utama dalam pembangunan properti residensial terutama berasal dari dana internal perusahaan dengan proporsi sebesar 78,36% dari total pembayaran.
Kami memperkirakan pertumbuhan sektor properti akan melambat pada 2025.
Tim riset ekonomi Bank Mandiri memprediksi pertumbuhan KPR sebesar 8,5% yoy pada 2025 (vs. 10,2% pada 2024). Pertumbuhan sektor properti pada 2025 akan didorong oleh perpanjangan kebijakan insentif PPN DTP 100% sektor properti, pertumbuhan ekonomi domestik yang stabil, dan kenaikan target pembangunan rumah FLPP dari 220 ribu unit menjadi 350 ribu unit. Namun demikian, penurunan daya beli masyarakat dan kenaikan harga barang termasuk harga bahan bangunan menjadi faktor risiko yang dapat menekan kinerja properti ke depan. (hef)
Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini: