Press Release Detail Portlet

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

Wednesday, 06 August 2025

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
Agustus, 6, 2025 | Daily Economic Review: Ekonomi Indonesia Tumbuh Tinggi pada 2Q25

Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,12% yoy pada 2Q25, melampaui ekspektasi pasar sebesar 4,8%.
Capaian ini merupakan yang tertinggi sejak 2Q23 dan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode pemilu (5,11% pada 1Q24). Pertumbuhan ekonomi pada 2Q25 mencerminkan pemulihan yang signifikan dari 4,87% pada 1Q25, didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.

Seluruh komponen pengeluaran tumbuh kuat pada 2Q25.
Konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama PDB tumbuh 4,97% yoy, lebih tinggi dari 4,95% pada 1Q25. Komponen transportasi dan komunikasi, serta restoran dan hotel, tumbuh tinggi seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat selama periode liburan 2Q25. Pembayaran uang sekolah pada bulan Juli juga meningkatkan pertumbuhan komponen kesehatan dan pendidikan. Ekspor tumbuh 10,67% yoy (vs 6,78% pada 1Q25) dan impor tumbuh 11,65% yoy (vs 3,96% pada 1Q25).

Sektor manufaktur tumbuh sebesar 5,68% yoy pada 2Q25, lebih tinggi dari 4,55% pada 1Q25.
Hal ini didorong ekspor besi dan baja yang tumbuh sebesar 12,8% pada 2Q25, naik dari 6,4% yoy pada 1Q25, sehingga meningkatkan aktivitas produksi di manufaktur domestik. Namun, pertumbuhan ini tidak merata di seluruh subsektor, seperti yang tercermin dalam penurunan PMI selama periode yang sama. Di sisi positif, pertumbuhan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) telah melambat menjadi 48,6% yoy pada 2Q25, membaik signifikan dari kenaikan sebesar 160,4% yoy pada 1Q25.

Office of Chief Economist Bank Mandiri memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2025 akan tumbuh sebesar 4,9% yoy.
Konsumsi masyarakat meningkat seiring dengan momentum liburan, sehingga dapat mendorong kenaikan aktivitas ekonomi domestik. Di luar musim liburan, pola pengeluaran tetap relatif stagnan, dengan konsumen menjadi lebih berhati-hati dalam perilaku belanja. Ke depan, pemerintah dan bank sentral terus meningkatkan dukungan melalui kebijakan moneter dan fiskal, yang diharapkan menjadi penopang utama perekonomian. Selain itu, Indonesia perlu memanfaatkan tarif resiprokal AS sebesar 19% yang relatif lebih rendah dibandingkan negara lain sebagai peluang untuk meningkatkan ekspor dan menjaga kinerja sektor eksternal. (yrp)

Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini: