Press Detail
Press Release Detail Portlet
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Rabu, 04 Juni 2025
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
Juni, 4, 2025 | Daily Economic Review: IPMI Manufaktur Indonesia tercatat sebesar 47,4 atau masih berada di zona kontraksi pada Mei 2025
PMI Manufaktur Indonesia Mei 2025 tercatat sebesar 47,4 meningkat dibandingkan PMI April 2025 sebesar 46,7.
Namun, PMI pada Mei 2025 ini masih dalam zona kontraksi, yang sudah terjadi dalam dua bulan berturut-turut. Sebelumnya, sejak Desember 2024 sampai dengan Maret 2025, PMI selalu dalam zona ekspansif.
S&P Global menjelaskan PMI manufaktur Indonesia mengalami kontraksi akibat ekspektasi pelemahan aktivitas produksi dan pesanan baru.
Penurunan tersebut disebabkan oleh ekspektasi pelemahan permintaan di dalam negeri. Selain itu, ekspektasi pelemahan permintaan dari pasar internasional. Penurunan PMI ini secara khusus menunjukan sinyal penurunan ekspor ke Amerika Serikat.
Akibat penurunan permintaan tersebut, produksi pun berkurang dalam 2 bulan berturut-turut.
Selanjutnya, perusahaan menurunkan pembelian bahan baku. Perusahaan mengurangi jumlah persediaan bahan input dan barang jadi, selain dengan memanfaatkan stok yang masih tersedia untuk menyelesaikan produksi dan memenuhi pesanan.
Kementerian Tenaga Kerja mencatat jumlah tenaga kerja yang terkena PHK pada periode Januari-April 2025 sebanyak 24.036 orang, atau meningkat 27,65% yoy.
Secara bulanan, jumlah PHK tertinggi terjadi pada Februari 2025 mencapai 15,285 orang, atau meningkat sebesar 250,41% yoy, dibandingkan Februari 2024 yang sebanyak 4.362 orang.
Kami melihat prospek ekspor manufaktur ke depan dihadapkan pada faktor risiko pengenaan tarif oleh Amerika Serikat.
Selain itu, faktor risiko lain adalah penurunan permintaan akibat pelemahan ekonomi global yang disebabkan oleh perang dagang. Katalis positif ke depan adalah penurunan suku bunga acuan the Fed meskipun ke depan kemungkinan penurunan suku bunga global berjalan lebih lambat dari proyeksi sebelumnya. Penurunan suku bunga mengindikasikan kebijakan moneter diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dibandingkan stabilitasi ekonomi. (ank)
Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini: