Mandiri News Detail Portlet

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

ECONOMIC REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
Juli, 10, 2025 | Daily Economic Review: Amerika Serikat Menetapkan Tarif Reciprocal Sebesar 32% untuk Produk Asal Indonesia

Pemerintah AS mengumumkan tarif terbaru setelah melalui proses negosiasi.
Tarif tersebut belum sepenuhnya final dan masih membuka ruang negosiasi tambahan, terutama bagi negara-negara yang menawarkan proposal hingga 1 Agustus 2025. Tarif final akan mulai berlaku sejak 1 Agustus 2025, dengan tarif untuk produk asal Indonesia tetap pada 32%, lebih tinggi dibanding Filipina (17%), Vietnam (20%), Malaysia (25%), dan Korea Selatan (25%). Vietnam sendiri telah mencapai kesepakatan dagang yang menurunkan tarif dari 46% menjadi 20%, sekaligus menawarkan akses bebas tarif (0%) bagi produk AS, dengan catatan produk re-ekspor (trans-shipment) tetap dikenakan tarif 40% untuk mencegah praktik re-ekspor, terutama dari Tiongkok.

Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat tercatat mencapai USD26,4 miliar pada 2024, atau sekitar 10,7% dari total ekspor Indonesia.
Sepanjang Januari–Mei 2025, ekspor nonmigas Indonesia ke AS tercatat sebesar USD 12,1 miliar, tumbuh 18,2% yoy. Komoditas utama ekspor Indonesia ke AS didominasi oleh elektronik, pakaian jadi (garmen), dan alas kaki yang memiliki daya saing tinggi di pasar konsumen AS. Sebagai tambahan informasi, Trump juga menyatakan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% bagi negara-negara yang mendukung kebijakan yang ia sebut sebagai Anti-American policies of BRICS.

Beberapa Komoditas Ekspor Indonesia masih sangat bergantung pada pasar AS.
Sejumlah komoditas ekspor utama Indonesia masih sangat bergantung pada pasar AS. Pada 2024, pangsa pasar AS terhadap ekspor pakaian jadi (HS 61 dan 62) tercatat masing-masing sebesar 61,4% dan 49,7%, furnitur (HS 94) sebesar 59,1%, daging ikan olahan (HS 16) sebesar 57,0%, serta produk kulit (HS 42) sebesar 56,3%. Ketergantungan ini menjadi tantangan tersendiri jika AS tetap memberlakukan tarif resiprokal sebesar 32%, terutama dibandingkan Vietnam yang hanya dikenakan tarif 20%.

Outlook ke depan.
Penetapan tarif 32% oleh AS terhadap produk Indonesia menjadi tantangan baru bagi ekspor nasional, terutama untuk komoditas elektronik dan produk tekstil atau garmen. Selain itu, terdapat potensi penurunan daya saing ekspor Indonesia ke AS dibandingkan dengan produk dari Vietnam dan Malaysia, seperti CPO, elektronik, garmen, sepatu, dan produk perikanan. Ke depan, volatilitas pasar diperkirakan masih akan tinggi menjelang  berlakunya tarif pada 1 Agustus 2025. (mo)

Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini:

Download Document Media