news-detail
Mandiri News Detail Portlet
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

ECONOMIC REVIEW
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
Mei, 23, 2025 | Daily Economic Review: Stabilitas APBN Tetap Terjaga di Tengah Tantangan
Stabilitas APBN tetap terjaga di tengah tantangan.
Hingga Apr-25, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencatatkan surplus sebesar IDR4,3 triliun atau setara 0,02% terhadap PDB. Surplus ini mencerminkan ketahanan fiskal Indonesia di tengah perlambatan ekonomi dan tekanan global. Penerimaan negara mulai pulih setelah tertekan pada awal tahun akibat restitusi pajak dan penerapan metode perhitungan TER.
Belanja pemerintah belum maksimal, akselerasi diharapkan dalam waktu dekat.
Realisasi belanja pemerintah hingga April 2025 baru mencapai IDR806,2 triliun atau 22,3% dari pagu anggaran, tertinggal dibandingkan rata-rata dua tahun terakhir. Penundaan ini disebabkan oleh kebijakan efisiensi, realokasi, serta sinkronisasi data bansos. Namun demikian, pada kuartal II 2025, belanja pemerintah diperkirakan meningkat seiring rencana peluncuran enam paket insentif oleh pemerintah mulai 5 Juni 2025, yang diarahkan untuk mendorong daya beli masyarakat dan dipastikan akan memperbesar porsi belanja sosial dan subsidi dalam APBN, terutama selama JuniāJuli.
Risiko fiskal tetap tinggi di tengah ketergantungan pada faktor eksternal.
Di tengah penguatan nilai tukar Rupiah ke IDR16.222/USD yang mendekati target pemerintah, tekanan terhadap postur fiskal tetap signifikan. Penurunan harga komoditas utama seperti batu bara dan CPO berpotensi menurunkan penerimaan negara, meskipun bea keluar sempat melonjak 95% (yoy) pada April karena stabilnya harga CPO dan izin ekspor tembaga. Sementara itu, depresiasi Rupiah yang mendadak dapat meningkatkan beban bunga utang dan subsidi energi dengan sensitivitas sebesar IDR3,4 triliun untuk setiap 100 poin depresiasi.
Defisit fiskal diperkirakan tetap terjaga di tengah berbagai tantangan.
Kami memperkirakan defisit fiskal tahun 2025 akan tetap berada di bawah 3% PDB, meskipun terdapat potensi pelebaran dari target peerintah sebesar 2,5% akibat dinamika global. Pelaksanaan insentif pemerintah pada pertengahan tahun diharapkan memberikan dorongan terhadap konsumsi rumah tangga, namun juga membawa konsekuensi tambahan terhadap belanja negara. Oleh karena itu, efektivitas dan ketepatan sasaran belanja menjadi krusial agar stimulus benar-benar berdampak pada pemulihan ekonomi. (azdk)
Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini:
Unduh Dokumen Media