Mandiri News Detail Portlet

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

ECONOMIC REVIEW

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
Mei, 02, 2025 | Daily Economic Review: Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia Menunjukkan Penyaluran Kredit 1Q25 Tumbuh Melambat

Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan penyaluran kredit baru pada 1Q25 tumbuh positif, meski lebih rendah dibandingkan 4Q24 sesuai dengan pola historisnya. 
Hal tersebut tercermin pada nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru 1Q25 yang sebesar 55,07%, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 97,90%. Menurut jenis penggunaan, kredit baru pada seluruh jenis kredit terindikasi tetap tumbuh yakni pada kredit modal kerja (SBT 60,35% vs. 91,70% 4Q24), kredit investasi (SBT 35,62% vs 88,50% 4Q24), dan kredit konsumsi (SBT 59,25% vs 62,90% 4Q24). 

Penyaluran kredit baru pada 2Q25 diperkirakan meningkat dibandingkan 1Q25. 
Hal tersebut terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru 2Q25 yang sebesar 81,99%, naik dibandingkan SBT 55,07% pada kuartal sebelumnya. Seperti periode sebelumnya, kredit modal kerja masih menjadi prioritas utama responden (bank umum) dalam penyaluran kredit baru pada 2Q25. Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran KPR/KPA masih menjadi prioritas utama. Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada 2Q25 diprakirakan terbesar pada sektor Industri pengolahan, sektor perdagangan besar & eceran, serta sektor perantaran keuangan. 

Kebijakan pelonggaran penyaluran kredit pada 2Q25 diprakirakan akan berlanjut. 
Berdasarkan jenis kredit, standar penyaluran kredit yang longgar tersebut diprakirakan didorong oleh jenis kredit KPR/KPA dan kredit konsumsi lainnya. Namun, berdasarkan aspek kebijakannya, penyaluran kredit yang diprakirakan lebih ketat mencakup suku bunga kredit, dan persyaratan administrasi, serta pafon kredit diprakirakan sedikit lebih ketat.

Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2025 sebesar 10.47% yoy. 
Faktor pendorongnya yaitu pertumbuhan ekonomi yang stabil dukungan kebijakan BI (insentif likuiditas) dan prospek penurunan suku bunga. Namun demikian, kami masih melihat adanya potensi perlambatan dari sektor korporasi, terutama dalam hal ekspansi dan investasi, yang berpotensi menekan belanja modal. Indikasi ini dipengaruhi oleh meningkatnya ketidakpastian global, yang mendorong pelaku usaha untuk bersikap lebih hati-hati dalam mengambil keputusan strategis. Hal ini juga dapat berdampak pada perlambatan pertumbuhan profitabilitas korporasi ke depan. (ank)

Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini:

 

Unduh Dokumen Media