news-detail
Mandiri News Detail Portlet
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

ECONOMIC REVIEW
DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
Juli, 21, 2025 | Daily Economic Review: Kredit Perbankan Termoderasi pada Juni 2025
Pertumbuhan kredit perbankan tercatat melambat pada Juni 2025.
Hal tersebut mencerminkan perlambatan permintaan pembiayaan meski kebijakan moneter dan makroprudensial mulai longgar. Kredit tumbuh sebesar 7,77% yoy atau 2,97% ytd, dan lebih rendah dari 5,47% ytd pada periode yang sama tahun lalu. Secara nominal, penyaluran kredit mencapai Rp38 triliun, atau lebih rendah dibanding bulan sebelumnya (Rp61,6 triliun). Meski demikian, Bank Indonesia masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan kredit tahun 2025 pada kisaran 8–11% yoy.
Perlambatan penyaluran kredit terjadi di seluruh jenis kredit.
Perlambatan tersebut meliputi kredit investasi, kredit konsumsi, dan modal kerja. Berdasarkan data Bank Indonesia Mei 2025, perlambatan penyaluran kredit terjadi di sektor manufaktur, sektor konstruksi, dan sektor perdagangan besar dan eceran, yang mengindikasikan pemulihan ekonomi yang belum merata. Namun, masih terdapat sektor yang resilien dan tumbuh konsisten, yaitu sektor keuangan, sektor transportasi & komunikasi, serta sektor listrik, gas, dan air. Sektor-sektor ini menunjukkan ketahanan, didorong oleh digitalisasi dan pembangunan infrastruktur.
Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah (NPL) per Mei 2025 naik menjadi 2,29% dari 2,24% bulan sebelumnya.
Sektor dengan NPL tertinggi adalah perikanan (5,51%), akomodasi dan makanan (2,69%), serta konstruksi dan pertambangan (2,64%), yang menunjukkan tingginya risiko kredit di sektor-sektor tersebut.
Sementara itu, sisi pendanaan menunjukkan perbaikan.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,96% yoy pada Juni 2025, naik dari 4,29% yoy pada Mei 2025. Secara ytd, DPK tumbuh 5,57%. Peningkatan ini menurunkan rasio LDR dari 88,2% menjadi 86,4%, yang menandakan perbaikan likuiditas. Nominal DPK secara bulanan meningkat sebesar Rp257,2 triliun pada Juni 2025, tertinggi dalam 18 bulan terakhir, didorong oleh percepatan belanja pemerintah.
Ke depan, prospek percepatan belanja pemerintah diperkirakan akan mendorong pertumbuhan DPK dan permintaan kredit, seiring peningkatan likuiditas dalam sistem perbankan dan kepercayaan pelaku usaha.
Kami meyakini bahwa perlambatan pertumbuhan kredit saat ini terutama disebabkan oleh faktor sisi permintaan, khususnya dari sektor usaha yang belum sepenuhnya pulih. Beberapa sektor utama, termasuk perdagangan, konstruksi, dan berbagai industri jasa, masih menunjukkan sikap hati-hati dalam melakukan ekspansi dan mengambil pinjaman baru. Selain itu, ketidakpastian terkait kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat juga memengaruhi keputusan bisnis. Jika belanja pemerintah tersalurkan secara efektif ke sektor-sektor produktif, maka akan menstimulasi ekonomi riil, meningkatkan permintaan kredit, dan memperkuat kepercayaan pelaku usaha. Pada akhirnya, hal ini akan mempercepat pemulihan sektor bisnis, yang selanjutnya akan mendorong peningkatan permintaan penyaluran kredit. (aph)
Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut
Unduh Dokumen Media