Press Release Detail Portlet

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW

Rabu, 25 Juni 2025

DAILY ECONOMIC AND MARKET REVIEW
Office of Chief Economist, PT Bank Mandiri
Juni, 25, 2025 | Daily Economic Review: Uang Beredar (M2) Tumbuh Melambat pada Mei 2025

Uang beredar dalam arti luas (M2) pada Mei 2025 tumbuh sebesar 4,9% yoy menjadi IDR9.407 triliun, melambat dari pertumbuhan bulan April 2025 sebesar 5,2% yoy atau IDR9.390 triliun.
Angka tersebut merupakan yang terendah sejak Desember 2024 dan mencerminkan masih lemahnya aktivitas permintaan uang dalam perekonomian. Perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh pertumbuhan deposito yang melanjutkan tren penurunan. Deposito yang menyumbang proporsi terbesar dalam M2 sekitar 30% mengalami perlambatan pertumbuhan pada Mei 2025 menjadi sebesar 2,0% yoy, melambat dari pertumbuhan pada April 2025 sebesar 2,2% yoy.

Perlambatan M2 juga dipengaruhi oleh pergeseran preferensi penempatan dana ke instrumen lain seperti emas yang dinilai lebih aman di tengah meningkatnya ketidakpastian akibat tensi geopolitik.
Survei Konsumen BI menunjukkan porsi penempatan kelebihan pendapatan rumah tangga ke instrumen tabungan/deposito turun dari 44,2% pada April 2025 menjadi 42,9% pada Mei 2025, sementara porsi kelebihan pendapatan yang ditempatkan ke instrumen emas naik dari 33,6% menjadi 36,5% pada Mei 2025.

Tabungan rupiah yang menyumbang sekitar 25% terhadap M2 tumbuh melambat ke 4,3% yoy pada Mei 2025, turun dari 5,0% yoy pada bulan sebelumnya.
Salah satu penyebab perlambatan disebabkan oleh berkurangnya porsi tabungan masyarakat terutama pada kelompok rumah tangga dengan pengeluaran di atas IDR5 juta, dari 16,5% dari total pendapatan pada April 2025 menjadi 16,2% dari total pendapatan pada Mei 2025.

Uang kartal di luar perbankan tumbuh 10,6% yoy pada Mei 2025, meningkat dari 8,7% yoy pada April 2025.
Pertumbuhan uang kartal yang lebih tinggi mencerminkan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap uang tunai, sejalan dengan meningkatnya aktivitas transaksi menjelang Idul Adha dan periode libur panjang, serta kebutuhan likuiditas untuk memenuhi biaya pendidikan menjelang tahun ajaran baru.

Moderasi yang terjadi pada uang beredar dan pertumbuhan penyaluran kredit menjadi sinyal penting bagi arah kebijakan ekonomi ke depan.
Perlambatan tersebut mencerminkan adanya ruang bagi otoritas dan Pemerintah untuk memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter dan fiskal mencakup percepatan belanja Pemerintah dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi. (aph)

Untuk informasi yang lebih lengkap, Report tersebut dapat Bapak/Ibu unduh pada website kami melalui link berikut ini: